
Kabarpessel.com – Sejumlah orang tua murid melakukan aksi damai di gerbang SMA Negeri 1 Sutera. Mereka tidak terima anaknya gagal masuk zonasi penerima peserta didik baru (PPDB), padahal jarak antar rumah dan sekolah dekat.
Arji Aprizal (55) salah satu dari orang tua murid menyampaikan beberapa poin kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah serta ketua komite sekolah soal sistem zonasi PPDB. Beberapa poin di antaranya, menolak ketidakadilan yang dirasakan warga Nagari Surantih kepada SMA Negeri 1 Sutera. Diketahui, jarak rumah ke sekolah hanya sekitar 400-800 meter, tetapi sulit untuk lolos sistem zonasi.
“Untuk anak-anak kami yang ditolak ada 136 orang, dan itu jaraknya tidak sampai 900 meter dan 2 kilo dari sekolah. Kami meminta kepada pihak sekolah agar tranparan dalam sitem zonasi. Orang tua murid juga menuntut sistem zonasi dihapus jika tidak terus terjadi ketidakadilan.
Kalau hal ini tidak terlaksana dengan baik dan anak kami juga tidak bisa sekolah di SMA Negeri 1 Sutera ini. Orang tua murid akan mendatangi lagi sekolah dengan jumlah masyarakat yang banyak. Untuk apa sekolah didirikan di sini, sementara anak-anak kami tidak dapat sekolah.
“Dengan adanya sistem zonasi, kami melihat ketidakadilan dan ketidakjujuran. Kami yang berada di lingkungan sekolah, anak-anak kami tidak bisa mendapatkan pendidikan atau ditolak oleh SMA Negeri 1 Sutera ini. Jadi, kalau memang boleh zonasi ditiadakan, kalau memang masih ada zonasi sistem ini dilakukan secara berkeadilan dan jujur,” ujar arji.
Desmorizal sebagai ketua Komite SMA N 1 Sutera ia mengatakan akan mengusahakan secepat mungkin keluhan orang tua murid di Sutera ini ke Dinas Provinsi Sumbar untuk menerima anaknya bersekolah di sini.