Pesisir Selatan Pada Masa Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945

Ilustrasi. (dok. Istimewa)

Kabar PesselPada Tahun 19 Agustus 1621 terjadi peristiwa penolakan tegas dari Tokoh besar Kabupaten Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik Imperialisme dan mengarah Kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.

Pada tanggal 7 Juni 1663 terjadi Perang Bayang bentuk perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Provinsi Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk pada tahun 1662.

Baca Juga :  Masjid Al-Imam Koto Baru Kambang, Masjid Tertua Di Pessel

Pada Tahun 6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.

Pada Tahun 28 Januari 1667, pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda yang salah satu solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.

Baca Juga :  Waspada Penipuan Mengatasnamakan Kejari Pessel

Pada Tahun 6 Juni 1701, kemarahan rakyat Pesisir Selatan terhadap tipuan Belanda menawarkan jasa memadamkan huru-hara sebagai mantel praktik imperialism mengarah colonialism, dengan membakar loji VOC di Indrapura. (*)

Tinggalkan Balasan